Baru kali ini aku
melihat orang yang tidak berani jujur pada dirinya sendiri. Orang yang aku
maksud disini adalah seorang laki-laki yang tidak mampu mengembalikan cintanya
yang selama ini ia tunggu-tunggu padahal wanita yang ia cintai ada di depannya
sekarang. Laki-laki itu berbohong pada dirinya sendiri bahkan sampai ia menikah
dengan orang lain yang ia nikahi karena alasan “dia baik.”
Sebut saja dia “Rama”
dan wanita yang sebenarnya dia cinta dengan sebutan “Shinta.” Serta sebut
wanita yang menjadi istri Rama dengan sebutan “Vina”. Mungkin benar pepatah
yang berbunyi “Cinta tak harus memiliki.” Menurutku, cinta abadi Rama bukanlah
Vina melainkan Shinta. Rama & Shinta sama-sama ingin kembali seperti dahulu
ketika mereka berdua baru mengenal cinta. Ketika itu Rama & Shinta sedang
berjuang bersama meraih impian mereka. Sederhana saja, mereka ingin menjadi
kebanggaan keluarga masing-masing. Saat sedang berjuang bersama-sama itulah
mulai tumbuh benih-benih cinta diantara mereka berdua. Belum lama keduannya
menjalin hubungan, Rama mengkhianati kesetiaan Shinta yang akhirnya berujung
pada perpisahan.
Mereka berjuang
sendiri-sendiri dalam menggapai impian mereka. Suatu ketika Rama terlibat satu
perkerjaan dengan Vina dan Flora yang membuat Rama jatuh hati pada Flora
begitupun Flora. Rama dan Flora akhirnya memutuskan untuk menjadi sepasang
kekasih, tetapi sifat Flora yang mudah terbakar cemburu membuat hubungan mereka
berdua tidak berjalan lama. Pernah suatu hari, Rama mendapat tawaran pekerjaan
yang mengharuskannya bekerjasama dengan mantan kekasihnya, Shinta. Flora marah
besar hingga ia membuat pilihan yang harus dipilih Rama saat itu juga. Rama
harus memilih Flora kekasihnya atau Shinta mantan kekasih yang mungkin masih ia
sayangi. Rama memutuskan memilih Shinta dengan alasan pekerjaan tersebut sangat
penting baginya.
Setelah berpisah dengan
Flora, Rama berpetualang dengan banyak wanita antara lain : Ratna, Amira,
Cinta, Shara, dan akhirnya berlabuh pada Vina. Saat Rama baru saja putus dari
Cinta dan berstatus sendiri. Ia mendengar kabar bahwa Shinta baru saja putus
juga dari kekasihnya. Dan momen ketika ulang tahun Shinta lah Rama memberanikan
diri untuk menyatakan perasaannya kembali pada Shinta. Rama membawa sebuah kue
tart bertuliskan “Happy Birthday Shinta J.” Ketika baru sampai gerbang rumah
Shinta, Rama melihat Riko seorang pria yang dikabarkan sedang dekat dengan
Shinta. Rama pesimis, ia kembali ke mobilnya dengan kue tart masih di
tangannya. Ternyata feeling Rama benar, Riko menyatakan perasaanya pada Shinta
pada malam ulang tahun Shinta dan Shinta menerimanya. Rama pasrah, ia
benar-benar galau. Seharusnya ia tidak datang terlambat ke rumah Shinta. Tak
terasa air mata pun menetes jatuh ke pipinya. Entah apa yang dipikirnya,
bukannya pulang. Rama malah mengendarai mobilnya menuju rumah Shara, wanita
yang usianya lebih dewasa darinya yang menjadi tempat curhatnya akhir-akhir
ini. Yang lebih mengejutkannya lagi, Rama menyatakan perasaanya pada Shara saat
itu juga. Shara lantas menerimanya karena ia memiliki perasaan lebih pada Rama.
Empat tahun berjalan,
Rama dan Shinta menjalani kehidupannya bersama pasangan masing-masing. Rama
dengan Shara dan Shinta dengan Riko. Riko termasuk pria pencemburu. Ia melarang
Shinta untuk bertemu dengan Rama. Rama mengetahui itu dari sikap Shinta yang
bersikap dingin dan menolak untuk bertemu dengan Rama. Menjelang akhir tahun
terdengar kabar bahwa Rama akan menikahi Shara, kabar ini lantas terdengar oleh
mama Rama yang tidak menyetujui hubungan Rama dengan Shara. Entah ada masalah
apa, Rama dan Shara memutuskan untuk berpisah.
Sementara itu, hubungan antara Shinta dan Riko sedang renggang karena
semula mereka memiliki rencana untuk menikah tetapi terhalang oleh perbedaan
keyakinan. Shinta dan Riko juga memutuskan untuk berpisah karena mereka tidak
mungkin melanjutkan hubungan yang jelas memiliki perbedaan yang cukup besar.
Rama mengetahui bahwa
Shinta kini sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan Riko, begitupun Shinta.
Kemudian Shinta menuliskan semua luapan perasaannya pada sebuah surat yang
ingin ia kirim pada Rama yang menceritakan bahwa sebenarnya Shinta ingin
kembali pada Rama, tetapi surat tersebut tidak pernah sampai pada Rama karena
Shinta tidak pernah mengirimkannya pada Rama. Beberapa tahun setelah Rama putus
dari Shara, ia tidak pernah bertemu lagi dengan Shinta. Sehingga suatu hari ia
bertemu dengan seorang wanita cantik dan pintar, yakni Vina. Rama kagum dengan
sifat Vina yang berbeda dengan wanita-wanita kebanyakan. Sehingga Rama pun
jatuh hati pada Vina. Ia menjalin hubungan serius dengan Vina. Mama Rama pun
menyukai sifat Vina yang keibuan dan penyayang. Walaupun begitu, Rama
merindukan sosok Shinta. Ia ingin bertemu dengan Shinta sekadar untuk bertanya
kabar. Shinta mendapatkan tempat istimewa di hati Rama. Bahkan Rama menyebutnya
sebagai “Mantan terindah.”
Saat Rama sedang
menjalin hubungan serius dengan Vina. Ia dipertemukan dengan Shinta yang ia
tunggu selama ini. Sahabat-sahabat Rama lebih senang jika Rama menjalin
hubungan kembali dengan Shinta. Mereka tau, Rama cinta mati dengan Shinta.
Walaupun Rama sering berganti-ganti pacar, tetapi di dalam hati Rama paling
dalam ada sebuah tempat yang ia susun dengan rapi untuk Shinta. Rama pernah
berujar bahwa jika Shinta putus dengan Riko, ia akan segera menyatakan perasaan
pada Shinta dan meminta Shinta kembali padanya, tetapi itu hanya omong kosong
belaka. Bahkan sampai Shinta putus dengan Riko, Rama tak kunjung menyatakan
perasaanya kembali pada Shinta.
Suatu hari, Rama
berujar pada Shinta “kamu selalu datang terlambat.” Shinta hanya tersenyum.
Beberapa bulan lagi adalah hari pernikahan Rama dengan Vina, bukannya bahagia
tetapi membuat Rama semakin galau. Ia bingung apakah harus memilih Vina yang
sudah menjadi tunangannya atau Shinta yang ia tunggu-tunggu selama ini. Demi
mamanya yang ia cintai, Rama pun memutuskan untuk menikahi Vina. Gadis yang
sudah merebut hati mamanya. Sebelum Rama menikah, Rama memberikan sesuatu untuk
Shinta, tetapi Shinta menolaknya dengan sopan. Rama juga sangat menginginkan
Shinta untuk datang ke pernikahannya dengan Vina, tetapi Shinta tidak bisa
mengabulkan permintaan Rama. Shinta harus terbang ke Beijing karena pekerjaan
yang harus ia selesaikan.
Memang benar, cinta
tidak harus memiliki. Tetapi cinta itu akan selalu tumbuh kapanpun cinta itu
mau.