Pendapatku Pendapatmu

Kalian menyukai orang yang suka atau sering mengusulkan sesuatu gak? Tentunya mengusulkan sesuatu yang membangun. Apakah kamu termasuk salah satu orang yang sering mengusulkan ide tau pendapatmu?
Orang yang suka mengusulkan pendapat yang membangun tentu baik. Berarti orang tersebut banyak memiliki tujuan baik yang ingin dicapai bersama. Aku adalah salah satu orang yang sering mengusulkan pendapat, bahkan lebih sering pendapatku ditolak atau belum diterima, tapi aku termasuk orang yang belum bisa menerima pendapat orang lain. Pantesan yoo pendapatku sering ditolak. Xoxo.
Ketika aku berpendapat dan pendapatku ditolak, jika menolaknya dengan baik dan sopan, aku tidak mempersoalkannya, tetapi jika pendapatku ditolak dengan cara kasar atau dalam bahasa Jawanya “nesu,” aku langsung diam dan males ngomong lagi, tapi mimik mukaku tidak merasa kecewa. Aku berpendapat dengan baik dan sopan, tidak sepantasnya menolak dengan cara yang tidak sepatutnya. Mungkin mereka lupa pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan guru-guru mereka ketika SMP dulu tentang bagaimana menyanggah pendapat orang lain dengan baik dan sopan.
Saran dari aku, kalo kamu ingin menyanggah pendapat gunakanlah tutur kata yang baik dan sopan, tidak perlu bawa-bawa emosi. Percuma, kalo bawa-bawa emosi ujung-ujung bikin malu sendiri. Keliatan kepribadian kamu yang sebenarnya dari cara kamu menyanggah pendapat. Sedangkan jika pendapatmu ditolak, jangan terbawa emosi. Kamu bisa menjelaskan dengan tutur kata yang baik dan tidak perlu terpancing emosi. Kalo kamu merasa kamu tidak mampu menjelaskan dengan sejelas-jelasnya karena posisi kamu terdesak, maka yang lebih baik kamu lakukan adalah diam. Kamu tau pendapatmu baik. Jangan bersedih hati. Tuhan mengetahui niatmu yang baik. 
Aku tuh punya temen, gak tau kenapa pendapatku sama pendapat dia selalu beda. Kalo aku suka sama suatu hal, dia gak suka sama hal itu. Intinya selalu bertentangan dengan pendapatku. Tiap aku berpendapat pasti dia orang nomor wahid yang kontra. Dari hal yang sepele sampai hal yang menurut aku penting. Contohnya, aku kan suka sama couple Rabel (Raffi & Bella), nah dia sukanya sama couple Rans (Raffi & Nagita). Yang paling rame kalo topiknya tentang politik. Aku kan penggemar Koalisi Merah Putih tentunya aku cenderung memihak ke Pak Prabowo, sedangkan dia golongan Panasbung (Pasukan Nasi Bungkus) hahaha tau kan pendukungnya siapa? Bhihihik..
Tadi kan aku lagi main twitter, terus aku baca tweet (pake suara) yang bunyinya "KIH bikin DPR tandingan, hanya akan merugikan rakyat." Nah, dia respon, "Ya berarti adil dong, toh DPR sekarang isinya orang-orang KMP." Aku menjawab lagi, "Walaupun sebagian besar DPR periode ini isinya orang-orang KMP, tapi itu kan hasil mufakat sidang paripurna bukan karena keinginan golongan." Dia menimpali, "Bukan sebagian besar lagi, TAPI SEMUANYA!" Aku ikut menimpali, "Tapi setidaknya tidak membuat DPR tandingan, itu salah satu tanda tidak kedewasaan dalam berpolitik. DPR tadingan tidak memiliki payung hukum." Kemudian dia diem.
Beberapa menit kemudian, aku baca tweet yang isinya kalo seminar dengan tiket harga 100 ribu gak jadi foto bareng bang Herjunot Ali, tetapi foto bareng bintang standup comedy. Padahal pengumuman sebelumnya kalau tiket 100 ribu bisa foto bareng bang Junot. Terus aku ngasih tau ini ke temenku yang bernama Jaenah. Tiba-tiba temenku si kontra nomor  wahid ini nyeletuk, "Terserah Junot mau foto bareng siapa aja keleus.." Aku langsung diem sambil mikir, "APA HUBUNGANNYA? HUAKAKAKAK." Nih, bagi siapa saja yang doyan ngeritik. Berpikir ulang dahulu sebelum bicara, kadang omongan kamu sendiri yang akan menjatuhkkanmu. Demikian.

Orang Cerdas dan Tidak Cerdas

                ORANG cerdas memahami konsekuensi setiap jawaban dan menemukan bahwa di balik sebuah jawaban tersembunyi beberapa pertanyaan baru. Pertanyaan baru tersebut memiliki pasangan sejumlah jawaban yang kembali akan membawa pertanyaan baru dalam deretan eksponen sial. Sehingga mereka yang benar-benar cerdas kebanyakan rendah hati, sebab mereka gamang pada akbiat dari sebuah jawaban. Konsekuensi-konsekuensi itu mereka temui dalam jalur-jalur seperti labirin, jalur yang jauh menjalar-jalar, jalur yang tak dikenal di lokus-lokus antah berantah, tiada berujung. Mereka mengarungi jalur pemikiran ini, tersesat jauh di dalamnya, sendirian.
                Godaan-godaan besar bersemayam di dalam kepala orang-orang cerdas. Di dalamnya gaduh karena penuh dengan skeptisisme. Selesai menyerahkan tugas kepada dosen, mereka selalu merasa tidak puas, selalu merasa bisa berbuat lebih baik dari apa yang telah mereka presentasikan. Bahkan ketika mendapat nilai A plus tertinggi, mereka masih saja mengutuki dirinya sepanjang malam.
                Orang cerdas berdiri di dalam gelap, sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain. Mereka yang tak dipahami oleh lingkungannya, terperangkap dalam kegelapan itu. Semakin cerdas, semakin terkucil, semakin aneh mereka. Kita menyebut mereka: orang-orang yang sulit. Orang-orang sulit ini tak berteman, dan mereka berteriak putus asa meohon pengertian. Ditambah sedikit saja dengan sikap introvert, maka orang-orang cerdas semacam ini tak jarang berakhir di sebuah kamar dengan perabot berwarna teduh dan music klasik yang terdengar lamat-lamat, itulah ruang terapi kejiwaan. Sebagian dari mereka amat menderita.
                Sebaliknya, orang-orang yang tidak cerdas hidunya lebih bahagia. Jiwanya sehat walafiat. Isi kepalanya damai, tenteram, sekalius sepi, karena tak ada apa-apa di situ, kosong. Jika ada uara memasuki telinga mereka, maka suara itu akan terpantul-pantul sendirian di daam sebuah ruangan yang sempit, berdengung-dengung sebentar, lalu segera keluar kembali melalui mulut mereka.
                Jika menyerahkan tugas, mereka puas sekali karena telah berhasil memenuhi batas akhir , dan ketika mendapat nilai C, mereka tak henti-hentinya bersyukur karena telah lulus.
                Mereka hidup di dalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat di atas kpala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai pada batas lingkaran cahaya senter itu. Di luar itu adalah gelap. Mereka selalu berbicara keras-keras karena takut akan kegelapan mengepung mereka. Bagi sebagian orang, ketidaktahuan adalah berkah yang tak terkira.



Sumber : Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang.

Buscar

 

Labels

About

Ma Petit Histoire Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger