Bertahan

Beberapa bulan yang lalu, aku ikut kuis bikin karangan temanya "I will Survive" yang diadakan penulis novel terkenal Fahd Djibran & musisi idolaku sepanjang masa Bondan Prakoso. Hehe maap yak aku menang dapet hadiah CD terbaru kak Bondzoo.
Aku repost agi nih tulisanku yang amazing acak kadut berdasarkan pengalaman pribadi tentunya. Mudh-mudahan bermanfaat. Cheers! \o/

Bertahan. Sebuah kata yang sering kita ucapkan dan tidak asing di telinga kita tetapi sulit untuk dilakukan. Saat ini aku benar-benar merasakan bagaimana rasanya bertahan. Namaku Yunita. Usiaku 17 tahun. Sejak kecil saya sudah memiliki banyak mimpi. Entah berapa banyak mimpiku jika ditumpuk satu persatu.  Saat ini aku duduk di kelas 12 di salah satu SMA Negeri di pelosok Jawa Tengah. Jika banyak orang yang bilang kalau masa-masa SMA adalah masa-masa terindah. Bagiku tidak, masa-masa SMA adalah masa-masa perjuangan. Jika boleh jujur, aku tidak betah menjadi siswa kelas 12 SMA yang takut dengan Ujian Nasional. Aku tidak betah menjadi anak sekolah yang berangkat pukul 6 pagi dan pulang pukul 6 petang hanya untuk belajar. Aku juga tidak betah dengan sebagian teman-teman satu kelasku yang suka meremehkan orang lain. Mereka tidak pernah mengajak aku berbicara seolah-olah aku tidak ada wujudnya. Ketika aku sedang maju di depan kelas untuk sekedar membaca puisi atau mengerjakan soal di papan tulis, mereka diam-diam menertawakanku tanpa sebab. Aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk membalas mereka. Jika aku jadi anak pemilik sekolah mungkin aku sudah menendang mereka dari sekolah. Tapi siapalah aku? Terkadang aku ingin membalas semua perbuatan mereka, tetapi percuma jika kejahatan dibalas dengan kejahatan tidak akan pernah ada habisnya.
Kalian tahu apa itu SNMPTN Undangan? SNMPTN Undangan yaitu jalur masuk Perguruan Tinggi tanpa tes dan ini berlaku untuk semua siswa kelas 12. Aku tidak hanya bersaing dengan teman-teman satu kelas atau pun satu sekolahku tetapi bersaing dengan satu Indonesia. Aku sempat berpikir, jika semakin banyak siswa yang ikut SNMPTN Undangan maka peluang tidak lolos semakin besar pula. Anak yang memiliki otak pas-pasan seperti aku ini, masalah seperti ini jadi masalah serius bagiku.  Aku pernah mengikuti acara Bedah Kampus, kebetulan aku bertemu dengan mahasiswa jurusan Hukum salah satu Perguruan Tingi di Jawa Tengah. Aku bertanya padanya, “Kak, bagaimana jika aku tidak lolos Undangan?” Kakak itu menjawab, “Masih banyak jalur masuk Perguruan Tinggi dek, masih ada SBMPTN dan UM. Jangan nyerah.” Karena aku sadar masuk Perguruan Tinggi tidak hanya bisa lewat jalur SNMPTN Undangan saja. Sejak saat itu aku mulai rajin berlatih soal-soal SBMPTN. Aku teringat peribahasa “Sedia payung sebelum hujan.” Aku berjaga-jaga apabila nanti tidak lolos SNMPTN Undangan, aku tidak kaget karena sudah menyiapkan senjata sebelumnya.
Terkadang aku iri dengan teman-temanku yang dimanjakan dengan gadget-gadget canggih oleh orang tuanya. Sejak kecil aku diajarkan menabung oleh ayahku. Beliau selalu mengajarkan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan yang lebih diutamakan daripada yang tidak penting. Aku pernah meminta ayahku untuk membelikan sebuah gadget sampai mataku sembab tetapi ayah hanya bisa berjanji. Aku teringat sahabatku, ayahnya belum memiliki uang untuk membelikannya motor untuk berangkat ke sekolah tetapi ia semangat berangkat ke sekolah dan tidak mengeluh bahkan ia berprestasi di sekolah. Ayahku membelikanku sebuah sepeda motor untuk aku agar aku semangat berangkat ke sekolah dan mendaftarkanku ke lembaga bimbingan belajar agar aku bisa belajar dengan mudah. Seharusnya aku bersyukur atas apa yang aku miliki. Ayah pernah bilang, “jika kamu sukses nanti, kamu bisa beli semua isi di dunia ini yang kamu mau.” Ayah selalu memberikan nasihat agar aku terus berjuang tanpa berhenti berdo’a. Ayah adalah alasanku bertahan. Dari semua orang yang meremehkanku, persaingan merebut bangku PTN, dan bertahan menjadi siswa kelas 12 yang kuat. Jika aku menyerah, semua mimpi-mimpi yang aku tumpuk akan sia-sia jika tidak diwujudkan dan diperjuangkan. Kemarin aku menangis, seperti biasa mataku sembab esok paginya. Aku menangis karena aku merasa beban yang pikul terlalu berat. Masalah satu selesai, masalah-masalah selanjutnya datang. Mau marah sama orang lain, mereka tidak salah apa-apa. Mau marah sama Tuhan, tetapi aku takut. Akhirnya marah sama diri sendiri kenapa tidak bisa jadi manusia yang kuat. Aku menangis terisak sambil belajar Matematika karena besok ada ulangan Matematika. Selesai belajar, seperti biasa aku mendengarkan musik. Jika aku mendengarkan lagu, aku sangat suka menghayati liriknya. Seperti kata kak Bondan Prakoso, lirik adalah do’a. Semua hal positif akan balik ke kita lagi.
hari ini aku di sini
berjuang untuk bertahan
padamkan luka dan beban yang ada
yang tlah membakar seluruh jiwa
kucoba resapi kucoba selami
segala yang tlah terjadi
ku ambil hikmahnya
rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi

I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kau berikan kekuatan
untuk lewati semua ini

hari ini kan kupastikan
aku masih ada disini
mencoba lepaskan, coba bebaskan
segala rasa perih di hati
kucoba resapiku, coba hayati
segala yang tlah terjadi
ku ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya
dan kucoba untuk hadapi

and I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive
kauberikan kekuatan
'tuk lewati semua ini

Engkau slalu ada
di saat jiwaku rapuh, di kalaku jatuh
and I want you to know
that I will fight to survive,
I will not give up, I will not give in,
I'll stay alive for you... for you... for You...

I will survive, I will revive
I won't surrender and stay alive

I will survive, I will revive
getting stronger to stay alive
kau berikan aku kekuatan
'tuk lewati semua ini

I will survive, I will revive
getting BIGGER... bigger than life
Engkau Yang Esa, Yang Perkasa
You give me reason to survive

Setelah mendengar musik dan lirik lagu “I will survive,” aku merasa lebih tenang dan berpikir gak ada gunanya nangis. Aku berpikir, semua orang memiliki masalah tidak hanya aku saja. Orang lain bisa bertahan. Kenapa aku tidak? Ada yang memiliki masalah lebih besar dari aku, tapi mereka tetap bertahan.  Aku percaya, Tuhan sudah mempersiapkan kebahagian untuk siapa yang mau bersabar. Setiap masalah selalu ada solusinya, setiap masalah selalu ada hikmahnya. Ambil hikmah dan belajar dari masalah yang ada. Seperti yang sudah ditulis oleh Bondan Prakoso pada lirik lagu “I will Survive”.  Menyerah bukan jalan keluarnya. Aku sudah melangkah jauh, beberapa bulan lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional. Yang harus aku lakukan adalah terus bertahan dan berjuang agar segala harapanku bisa terwujud. Aku bisa lulus dengan nilai sesuai harapan dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berusaha menghormati dan tidak menghiraukan orang-orang yang meremehkanku dan mendo’akan mereka agar suatu saat nanti mereka bisa melihatku lebih sukses dari mereka. Berjanji pada diri sendiri akan selalu bertahan dan tidak akan menyerah. Karena menyerah hanya untuk orang-orang yang lemah.

 Ini ceritaku. Bagaimana ceritamu?

Love,
Yunita

¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Buscar

 

Labels

About

Ma Petit Histoire Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger